Sumberdaya
manusia (human resources) adalah the people who are ready, willing
and able to contribute to organizational goals (Werther dan Davis,
1996). Berdasarkan definisi ini dapat dikatakan bahwa tidak semua manusia
disebut sebagai sumberdaya manusia walau semuanya dapat berpotensi sebagai
sumberdaya manusia.
Manusia terdiri dari tubuh (fisik, jasad, body), jiwa (roh, soul)
dan perpaduan tubuh dan jiwa (nir fisik). Jika pandangan terfokus pada
fisik saja, maka digunakan istilah tenaga kerja, dan peubah yang diperhatikan
berupa gizi, hari orang kerja (HOK), jumlah jam kerja dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan manusia sebagai input produksi. Berbeda halnya dengan
jiwa, tidak banyak yang dapat kita pelajari tentang asal muasal jiwa
karena roh merupakan urusan Tuhan (Al qur’an, surat Al Isra’ ayat 85). Walaupun
demikian, ilmu psikologi dapat menerangkan peranan jiwa dalam kehidupan, bahkan
Socrates dalam buku Phaidon yang ditulis oleh Plato (Kaplan, 1958,
diterjemahkan oleh Yayasan Pengembangan Ilmu, 1986) mengatakan bahwa tubuh
dikendalikan oleh jiwa yang tidak bisa mati.
Tubuh dan jiwa dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor luar. Hal ini sering
dimanfaatkan oleh agen pemasaran produk untuk mendapatkan pembeli.
Gabungan tubuh dan jiwa disebut nir fisik, berupa akal dan ingatan yang mengendalikan
tubuh, Segera setelah jiwa masuk kedalam tubuh kemudian dibantu oleh
tubuh untuk mempelajari segala sesuatu lewat pancaindera, maka peubah yang
diamati adalah: kemampuan, motivasi, kreativitas, inovasi, kekosmopolitan,
empati dan antusiasme. Hal ini merupakan landasan berfikir dalam
pengembangan sumberdaya manusia. Walau saat ini masih bertumpu pada kemampuan
(skill) saja dan sedikit pada pengembangan motivasi.
Sumberdaya manusia di sektor pertanian meliputi petani dan orang-orang yang
bekerja di bidang pertanian, termasuk petugas pertanian (pegawai pemerintah),
wirausahaan bidang pertanian, dan petani. Badan Pusat Statistik
mendefinisikan bahwa tenaga kerja di sektor pertanian adalah petani, sedangkan
pegawai pertanian berada di sektor jasa.
Petani didefinisikan sebagai orang yang bekerja di sektor pertanian dan
sebagian besar penghasilannya berasal dari sektor pertanian. Namun
definisi ini berbias. Orang yang bekerja di sektor pertanian minimal 1
jam seminggu yang lalu bahkan orang yang tinggal di pedesaan dan secara
psikologis menjadi petani disebut sebagai petani. Akibatnya jumlah
sumberdaya petani menjadi sangat banyak dan hal ini merupakan salah satu
penyebab rendahnya produktivitas di sektor pertanian karena jumlah petani
merupakan faktor pembagi dalam pengukuran produktivitas
Masalah rendahnya tingkat pendidikan dan banyaknya tenaga kerja setengah
pengangguran menjadikan sektor pertanian menjadi tidak efisien, baik di tingkat
petani maupun pegawai pertanian. Masalah lain adalah banyak program
pertanian telah dilakukan, namun karena usahatani yang dilakukan dibawah skala
ekonomi membuat petani terpaksa bekerja apa saja karena tidak dapat
mengandalkan usahataninya untuk mencukupi kebutuhan hidup. Disisi lain,
aparat atau pegawai pertanian terikat suatu peraturan kepegawaian yang kaku
sehingga tidak mampu berbuat banyak. Tulisan ini bertujuan untuk
memberikan gambaran tentang profil sumberdaya manusia pertanian dan pemikiran
untuk menata ulang atau merencanakan dan mengaktivasi sumberdaya manusia
di sektor pertanian.